Gianluca Rocchi Jelaskan Keputusan Kontroversial VAR di Serie A Pekan 12

Kepala penunjukan wasit Serie A, Gianluca Rocchi, kembali memberikan penjelasan mendalam terkait beberapa keputusan paling kontroversial yang terjadi pada pekan ke-12 Serie A. Dua insiden utama yang menjadi sorotan adalah keputusan penalti dalam laga Inter vs Milan dan Fiorentina vs Juventus.

Seperti setiap pekannya, insiden-insiden krusial ini dibedah tuntas dalam program DAZN “Open VAR”. Acara tersebut juga menyertakan audio dari para ofisial pertandingan saat mereka bekerja dalam waktu nyata, serta rekaman video yang tersedia bagi mereka.

Insiden Fiorentina vs Juventus: Penalti yang Dibatalkan

Kasus pertama yang diulas adalah laga Fiorentina yang berakhir imbang 1-1 melawan Juventus. Wasit Daniele Doveri awalnya memberikan penalti untuk sebuah perebutan antara Dusan Vlahovic dan Pablo Mari. Namun, keputusan tersebut kemudian dicabut setelah tinjauan VAR On-Field Review. Vlahovic dinilai sebagai pihak yang memulai pelanggaran terlebih dahulu dalam insiden tersebut.

“Ini adalah insiden yang kompleks, dan pada pandangan pertama, saya juga akan melakukan hal yang sama seperti Doveri,” aku Rocchi. “Namun, ketika Anda melihatnya dari sudut lain, Anda bisa melihat Vlahovic sangat cerdik dan menahan pemain Fiorentina itu. Keputusan akhir untuk membatalkan penalti adalah keputusan yang benar, terutama karena VAR menyediakan pandangan dari sudut yang tidak bisa dilihat Doveri. Doveri melihat pelanggaran Pablo Mari, tetapi itu terjadi secara berurutan setelah pelanggaran Vlahovic.”

Evolusi Protokol VAR: Akurasi Adalah Prioritas

Rocchi juga menjelaskan bagaimana protokol VAR di Serie A telah berkembang, terutama terkait dengan interpretasi ‘kesalahan yang jelas dan nyata’ (clear and obvious error).

“Bukan berarti jika wasit sudah memutuskan, VAR tidak bisa campur tangan. Penggunaan teknologi telah berubah. Ketika pertama kali diperkenalkan tujuh tahun lalu, itu hanya untuk kesalahan yang paling jelas, tetapi yang kami inginkan adalah keputusan yang benar dibuat,” jelas Rocchi. “Sekarang saya memberi tahu anak buah saya bahwa tinjauan lapangan tambahan (On-Field Review) lebih baik daripada tidak ada. Ini adalah liga yang sangat seimbang, kami hanya boleh memberikan penalti jika 100 persen. Saya akan khawatir jika saya mendengar para ofisial mengatakan ini penalti, bahkan jika tidak banyak yang terjadi.”

Penalti Inter vs Milan: Konsistensi Keputusan

Ada juga keluhan dari AC Milan mengenai penalti yang diberikan kepada Inter setelah tekel sliding Strahinja Pavlovic terhadap Marcus Thuram. Insiden ini tidak terlihat oleh wasit di lapangan pada saat itu, tetapi diberikan setelah tinjauan VAR.

“Kami campur tangan ketika sebuah tekel sembrono, jadi dengan cukup benar VAR di sini memberitahu wasit untuk memutuskan secara otonom setelah melihatnya dari setiap sudut,” terang Rocchi. “Itu adalah pelanggaran yang layak kartu kuning dan juga jelas sebuah penalti. Jika itu adalah kontak normal setelah bola dilepaskan, itu tidak memerlukan intervensi, tetapi sifat tekel yang sembrono itulah yang membutuhkan tinjauan lapangan.”

Beberapa pihak berpendapat bahwa fakta Thuram sudah melakukan crossing dan melepaskan bola membuat kontak tersebut tidak relevan dengan pergerakan serangan Inter. Namun, Rocchi menegaskan bahwa hal tersebut tidak berpengaruh pada keputusan.

“Tidak, itu tidak masalah. Kami selalu konsisten dalam hal itu, ada insiden serupa di Fiorentina-Lazio musim lalu, sementara musim ini kami dengan jelas mengatakan kami membuat kesalahan dengan melewatkan satu lagi selama Lazio-Juventus. Kami bisa membuat kesalahan, tetapi karena kami melewatkan satu bukan berarti yang lain juga bukan penalti,” pungkas Rocchi, menekankan pentingnya konsistensi dalam penerapan aturan.

Penjelasan Rocchi ini menunjukkan komitmen Serie A untuk meningkatkan akurasi keputusan melalui VAR, meskipun proses adaptasi dan pemahaman terhadap teknologi ini terus berkembang.

(SA/GN)
sumber : ca.sports.yahoo.com