La Liga: Ada Apa dengan Wasitnya? Wajib Baca!

Setiap pekan, diskusi seputar La Liga tak pernah lepas dari kontroversi wasit. Isu ini seringkali terasa melelahkan, mengundang perdebatan yang mirip dengan ‘perang budaya’ di media berita. Namun, harus diakui, selalu ada cukup substansi dalam setiap insiden yang membuat kita sulit mengabaikannya begitu saja.

Sengkarut Gol Real Madrid Kontra Elche

Minggu ini, perdebatan muncul mengenai dua gol Real Madrid saat melawan Elche yang seharusnya dianulir. Untuk gol penyama kedudukan pertama, apakah bola menyentuh lengan Jude Bellingham sebelum gol tercipta? Mungkin saja. Tetapi insiden itu tidak disengaja dan bukan Bellingham yang mencetak gol, sehingga aturan “handball yang bukan pencetak gol” yang kerap membingungkan di era modern ini tidak berlaku.

Untuk gol kedua, apakah Vinicius menendang kepala Inaki Pena sebelum bola lepas? Ada kemungkinan. Namun, ada argumen kuat bahwa itu hanya benturan tidak disengaja antara dua pemain yang sama-sama mengejar bola. Bagi pengamat sepak bola ‘old school’ seperti kami, sah-sah saja membiarkan gol itu tetap berlaku.

Tentu saja, jika Anda adalah salah satu yang yakin ada konspirasi untuk mengatur sepak bola Spanyol demi Real Madrid, insiden-insiden ini akan masuk dalam ‘berkas bukti’ Anda. Dan, mari kita hadapi, kasus anti-konspirasi tidak terbantu oleh pernyataan Presiden La Liga sendiri yang secara terbuka mengaku sebagai penggemar setia Real Madrid. Anda lihat, bukan? Sulit sekali untuk tidak terbawa dalam pusaran ini.

Persona non grata
Hoy, en la Asamblea del Real Madrid, un socio ha pedido que se me declarara “persona non grata” y el presidente ha respondido: “no sé qué ganamos si todos estamos de acuerdo”. Algunos han aplaudido. Yo, sinceramente, sólo he sentido una cosa: tristeza.

Soy… pic.twitter.com/WzMHrSX48E

— Javier Tebas Medrano (@Tebasjavier) November 23, 2025

(Terjemahan Tweet: Persona non grata. Hari ini, di Rapat Umum Real Madrid, seorang anggota meminta saya dinyatakan sebagai “persona non grata” dan presiden menjawab: “Saya tidak tahu apa yang kita dapatkan jika semua setuju.” Beberapa bertepuk tangan. Saya, jujur, hanya merasakan satu hal: kesedihan. Saya…)

Bayang-bayang Kasus Negreira dan Calciopoli

Pengamat berpengalaman pasti tahu ke mana kolom ini akan mengarah sekarang: ya, Jose Maria Enriquez Negreira, mantan wakil presiden komite teknis wasit. Sampai saat ini, belum ada penjelasan masuk akal mengenai pembayaran €8,4 juta yang dilakukan FC Barcelona kepada perusahaan yang terkait dengan Negreira, meskipun ada argumen kuat bahwa Barca tidak mendapatkan nilai sepadan dari uang tersebut.

Secara pribadi, saya pernah melewatkan cerita tentang korupsi besar-besaran di liga Eropa. Bertahun-tahun lalu, saya bekerja sebagai komentator lepas untuk siaran internasional Serie A Italia. Pada salah satu kunjungan awal, ada perdebatan sengit antara dua produser Italia tentang apakah wasit mengatur pertandingan untuk menguntungkan Juventus. Sebagai orang Inggris yang naif, saya menganggapnya omong kosong konspiratif. Ternyata saya salah besar! Skandal Calciopoli segera pecah dan mengungkap betapa dalamnya korupsi itu.

Namun, setelah menghabiskan karier berusaha untuk bersikap adil, saya memiliki perspektif unik. Ketika saya menonton tim saya sendiri di stadion, saya merasakan dorongan kolektif untuk mengklaim bahwa wasit merugikan kami. Namun, saya bisa tetap berpikir jernih dan berkata, “Tidak, itu cukup adil.” Rasanya lebih tenang.

La Liga dan Tren Kartu: Antara Ofisial dan Pemain

Saya tidak melihat bukti adanya konspirasi besar di La Liga. Real Madrid memang telah dianugerahi lebih banyak penalti (4) dibandingkan tim La Liga lainnya musim ini, tetapi mereka juga melakukan banyak serangan. Espanyol dan Girona berada di posisi kedua bersama (3), sementara Barcelona mendapatkan dua penalti. Musim lalu, La Liga mendominasi daftar penalti di antara liga-liga besar Eropa: Real Madrid (11) berada di puncak, dan lima dari enam klub berikutnya juga berasal dari La Liga. Jika ada tren kuat dalam sepak bola Spanyol, itu adalah wasit memiliki pengaruh besar pada pertandingan.

Musim ini lagi, wasit La Liga mempertahankan kebiasaan mereka dalam mengeluarkan kartu kuning lebih banyak dibandingkan rekan-rekan mereka di Eropa. Meskipun harus diakui, mereka tampaknya telah berusaha untuk mengurangi intensitas, terbukti dari penurunan jumlah kartu kuning dari puncaknya pada 2018/19.

What about intervention?

From the 21/22 season, La Liga’s average yellow card count is falling; from 2.59 > 2.52 > 2.4 > 2.25 last season.

Fouls per game are also down, from 13.2 > 12.9 > 12.9 > 12.4 in 24/25.

The peak was in 18/19, with 13.6 fouls and 2.58 yellows pic.twitter.com/TjSLm19c0N

— Football España (@footballespana_) November 25, 2025

Ada puncak yang sangat tinggi untuk kartu merah yang ditunjukkan pada musim 2022/23. Empat klub teratas di lima liga besar Eropa semuanya dari Spanyol: Betis (15), Sevilla (13), Elche (12) dan Espanyol (10). Dalam kampanye musim ini sejauh ini, Girona memimpin dengan 5 kartu merah. Setiap minggu ada kartu merah “lunak” di La Liga, tetapi penting untuk tidak sepenuhnya menyalahkan ofisial. Pemain La Liga terlalu santai dalam memprovokasi kartu merah atau kuning.

However, compared to Europe the stats remain high

Last season, La Liga still averaged 2.25 cards to 2.1 in the #EPL. The lowest in the ‘big 5’ leagues was Ligue 1 at 1.91.

The top three for yellows across all 5 were Getafe, Las Palmas and Alaves.

In 23/24, 6/7 clubs… pic.twitter.com/d6ppYObzL6

— Football España (@footballespana_) November 25, 2025

Ambil contoh Victor Chust akhir pekan ini: pertandingan sudah memasuki waktu tambahan dan Kylian Mbappe menggiring bola melewatinya, sehingga pemain Elche itu menarik kaus Mbappe dan menahannya cukup lama hingga wasit tidak punya pilihan selain memberinya kartu kuning kedua. Menurut saya, para pemain seringkali bersikap bodoh dan setiap minggu kita melihat mereka memprovokasi wasit. Ini mungkin kegagalan moral, kebiasaan budaya, atau mungkin mencerminkan hilangnya kepercayaan antara pemain dan ofisial. Seperti siswa sekolah dengan catatan hukuman yang tidak menunjukkan rasa hormat kepada guru karena mereka merasa tidak memiliki alat untuk menghindari konflik. Ini adalah lingkaran yang tidak sehat.

Melihat dari Sudut Pandang Wasit

Saya kembali terjebak dalam kemunafikan: sebuah artikel tentang wasit yang mengatakan kita perlu berhenti berbicara tentang wasit. Saya hanya memiliki satu permohonan: ketika Anda menonton pertandingan di La Liga atau di tempat lain, cobalah menempatkan diri Anda pada posisi wasit—atau lebih baik lagi, cobalah sendiri menjadi wasit. Saya sudah melakukannya dan itu tidak mudah: Anda tidak melihat semuanya dan ada serangkaian keputusan 50/50, 60/40, 70/30 sementara para pemain, pelatih, dan penonton semuanya melihat melalui lensa bias mereka.

Tambahkan tekanan dari acara diskusi yang seolah tak ada habisnya dan tontonan konyol di Real Madrid TV yang terus-menerus memutar setiap kesalahan yang dirasakan, dan Anda akan merasakan sedikit pengalaman ofisial pertandingan La Liga. Cobalah untuk kurang fokus pada wasit, blokir bisikan jahat di telinga Anda yang mengatakan ada konspirasi, dan Anda mungkin akan menemukan menonton sepak bola menjadi kurang stres.

(SA/GN)
sumber : www.football-espana.net